Pasca Film Barbie Rilis, Penjualan Barbie Turun 12% Namun Harga Saham Naik

Bram Khalid

Pasca Film Barbie Rilis, Penjualan Barbie Turun 12% Namun Harga Saham Naik

Mattel, perusahaan yang memproduksi Barbie mengakui adanya penurunan laba bulan per tanggal 26 Juli 2023 namun rilisnya film yang dibintangi Margot Robbie memberi dampak positif bagi saham perusahaan.

Barbie merupakan mainan boneka plastik terpopuler di abad ini, yang terus memproduksi berbagai macam series animasi untuk anak-anak dan remaja. Kini film Barbie merilis versi real action yang melibatkan Margot Robbie sebagai eksekutif produser dan Ryan Gosling yang berperan sebagai Ken.

Untungnya, film ini laris di pasaran dan menghasilkan 1,1 miliar US dollar atau sekitar 15 triliun rupiah. Nah jika Anda masih bingung soal saham, lebih baik abaikan saham terlebih dahulu. Mungkin peruntungan Anda ada di link 188bet.

Saham dan Penjualan Boneka Barbie

Hasil kuartal kedua perusahaan baru-baru ini, yang diterbitkan 26 Juli 2023 mengungkapkan penjualan bersih turun 12% menjadi 1,1 miliar US dollar dengan pendapatan operasional turun menjadi 63 juta dollar.

Menurut media Morningstar Direct, harga saham Mattel meningkat menjari 14.6% Namun, saham tetap berada di posisi merah 10,2% dalam jangka waktu satu tahun.

Dalam telepon yang membahas pendapatan kuartalan perusahaan, Ynon Kreiz, ketua dan CEO Mattel, mengatakan dia memperkirakan bisnis akan berkembang pesat setelah rilis film tersebut, yang menurutnya berfungsi sebagai “pameran resonansi budaya [kekayaan intelektual] kami”.

Victoria Scholar, kepala investasi di investor interaktif, mengatakan Barbie mewakili “penarik keuntungan” bagi perusahaan.

Dibayangi Keterpurukan

Namun, bisnis pembuatan mainan tersebut terus menderita, hasil terbarunya terungkap. Angka kuartal kedua menunjukkan tagihan kotor untuk merek Barbie turun 6% menjadi 282,7 juta US dollar selama tiga bulan dibandingkan tahun 2022, sementara Fisher-Price turun 28%.

Secara keseluruhan, penjualan bersih untuk perusahaan telah turun 12% selama kuartal tersebut, sementara penjualan H1 2023 turun 16% dari tahun ke tahun. Namun, angka ini dibawah ekspektasi yang dimana Morningstar memprediksi penurunan 18% selama kuartal tersebut.

Angka itu sangat jauh dibandingkan Hot Wheels yang sekarang berdiri sebagai merek perusahaan terbesar dengan tagihan bruto, satu-satunya merek terkuat  yang tumbuh selama kuartal tersebut, melaporkan kenaikan 10% menjadi 315,2 juta US dollar.

Digitalisasi vs Mainan Anak

Perusahaan mainan umumnya mengalami penurunan tajam dalam penjualan setelah ledakan pandemi. Faktor utamanya karena orang tua menimbun mainan untuk anak-anak yang terjebak di dalam rumah, sementara konten digital terus menggerogoti pertumbuhan penjualan, Jaime Katz, analisis ekuitas senior di Morningstar memperingatkan.

Maka dari itu Barbie memanfaatkan film sebagai brand activation untuk meningkatkan penjualan, sebagai bentuk pemasaran langsung.

“Barbie telah menjadi salah satu waralaba hiburan terbesar sejak diluncurkan pada tahun 1956, bersama Star Wars, Disney Princess, Marvel dan Harry Potter, dengan spin-off dari penjualan merchandise hingga acara TV,” kata Laider.

Namun, Scholar memperingatkan: “Ada risiko bahwa ini bisa berumur pendek dengan penjualan yang berisiko menurun setelah hype film memudar.”


👉 Baca artikel dan berita tebaru lainnya dari TutorBisnis di Google News.

Bram Khalid

Mahasiswa sekaligus content writer di TutorBisnis.com.

Tags

Bagikan Artikel:

Artikel Terkait: